Gunung Ile Lewotolok kembali menunjukkan tingkat aktivitas yang tinggi. Suara ledakan keras terdengar, abu keluar ke udara, dan warga di sekitar gunung mulai merasakan getaran hingga kaca rumah tergetar. Erupsi ini bukan yang pertama terjadi, tetapi aktivitasnya hari ini mendapat perhatian karena terjadi berulang dalam satu hari, menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik masih belum berkurang.
Letusan Gunung Ile Lewotolok

Sumber Foto beritanasional.com
Sabtu, 19 Juli 2025 – Letusan 40 Kali dalam 6 Jam
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat bahwa Gunung Ile Lewotolok mengalami 40 kali letusan dalam rentang waktu dari pukul 06. 00 hingga 12. 00 WITA. Letusan tersebut ditandai dengan getaran dan suara dentuman keras.
“Kami mendengar suara seperti ledakan dari arah gunung. Kaca jendela rumah sampai bergetar,” ujar Maria, warga Desa Lamawolo.
Letusan tersebut menghasilkan kolom abu yang mencapai ketinggian 400 hingga 700 meter di atas puncak gunung, berwarna kelabu dan bergerak ke arah barat daya. Selain abu, terdengar juga suara gemuruh dan terjadi lontaran lava pijar hingga sejauh 300 meter dari kawah utama.
Aktivitas Sejak Awal Juli
Sebelumnya, pada tanggal 2 Juli 2025, PVMBG secara resmi meningkatkan status gunung dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III). Perubahan ini terjadi karena adanya peningkatan aktivitas yang signifikan sejak akhir bulan Juni, antara lain:
- Pada 26 Juni terjadi 85 kali letusan,
- 30 Juni mencatat 97 kali letusan,
- 4 Juli terdapat 56 kali letusan, dan
- 11 Juli terjadi kolom abu mencapai ketinggian 400 meter beserta suara dentuman keras yang terdengar hingga ke desa sekitar.
Status Resmi Gunung Ile Lewotolok: Siaga Level III

Sumber Foto timesmedia.co.id
Per 19 Juli 2025, status Gunung Ile Lewotolok tetap berada di Level III (Siaga). Artinya, gunung tersebut masih memiliki potensi meletus dengan tingkat kekuatan sedang hingga tinggi, dan warga sekitar dilarang melakukan aktivitas dalam jarak 2,5 kilometer dari kawah puncak.
Rekomendasi dari PVMBG:
- Jangan melakukan aktivitas di area berbahaya dengan radius 2,5 km
- Perhatikan adanya hujan abu dan material pijar yang dilemparkan
- Gunakan masker untuk mencegah iritasi pada saluran pernapasan
- Jangan panik dan ikuti informasi resmi dari PVMBG serta BPBD
Dampak Letusan Hari Ini
Getaran Terasa hingga Rumah Warga
Letusan yang terjadi pada pagi hari Sabtu membuat getaran yang terasa hingga area permukiman penduduk di sekitar lereng. Para warga melaporkan bahwa kaca jendela bergetar dan beberapa anak kecil menangis karena takut.
Asap dan Abu di Udara
Kolom abu dari letusan menggumpal di atas beberapa desa di sekitar Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur. Banyak warga mulai memakai masker dan membatasi kegiatan di luar rumah.
Asap dan Abu di Udara
Karena musim hujan masih terjadi di beberapa daerah Nusa Tenggara Timur, PVMBG juga memperingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya lahar dingin jika hujan mengguyur area yang memiliki tumpukan abu vulkanik.
Waspada Lahar Dingin
Karena musim hujan masih terjadi di beberapa wilayah Nusa Tenggara Timur, PVMBG juga mendorong masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya lahar dingin jika hujan turun di daerah yang memiliki tumpukan abu vulkanik.
Respon Pemerintah dan Warga
Pemerintah Daerah Lembata:
-
BPBD Lembata telah mendirikan posko siaga bencana
-
Pembagian masker dan logistik darurat dilakukan di beberapa titik
-
Peringatan dikeluarkan melalui masjid, gereja, dan radio lokal
Warga:
Sebagian warga yang tinggal di radius rawan memilih mengungsi mandiri ke rumah kerabat. Sebagian lainnya tetap bertahan namun berjaga-jaga dengan barang penting yang sudah dikemas di tas darurat.
“Kami sudah siap untuk evakuasi kapan saja. Barang penting sudah dikumpulkan,” ucap Pak Selyus, warga Desa Jontona.”
Apakah Letusan Akan Semakin Parah?
Menurut laporan PVMBG, aktivitas Gunung Ile Lewotolok tergolong fluktuatif. Meskipun terjadi puluhan letusan dalam sehari, jenis erupsinya tetap bersifat strombolian, yakni letusan eksplosif dengan intensitas ringan hingga sedang. Namun, jika tekanan gas terus meningkat atau kubah lava mengalami runtuh, maka bisa terjadi awan panas atau erupsi yang lebih besar.
Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tidak mengabaikan aktivitas gunung yang sedang berlangsung, meskipun belum ada perintah evakuasi massal secara resmi.
Belajar dari Letusan Tahun 2020
Pada akhir tahun 2020, Gunung Ile Lewotolok kembali meletus dan mendorong ribuan penduduk setempat untuk mengungsi. Saat itu, kolom abu mencapai ketinggian 15 km ke atmosfer, menyebabkan gangguan terhadap penerbangan dan merusak lahan pertanian.
Perbandingan ini menjadi peringatan bahwa aktivitas gunung api bisa berubah cepat, dari kondisi stabil menjadi sangat berbahaya dalam waktu singkat.
Kesimpulan: Waspada, Bukan Panik
Gunung Ile Lewotolok meletus sebanyak 40 kali pada hari ini, Sabtu, 19 Juli 2025. Aktivitasnya masih sangat tinggi dan statusnya tetap dalam kondisi Siaga (Level III). Meskipun belum memicu bahaya yang luas, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada agar tidak terjadi korban jiwa atau kerugian yang signifikan.
Warga sekitar Pulau Lembata, terutama yang tinggal di daerah zona merah, dianjurkan untuk terus memantau informasi dari sumber resmi dan tidak mudah terpengaruh oleh berita palsu.